We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius

Bab 5
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Samara mengenakan jas putihnya dan sarung tangan medis, tatapan matanya dingin dan

tenang. “Saya adalah Ahli Forensik Khusus yang bergabung hari ini, Samara.” Samara

langsung turun tangan mengambil dan menilai mayat busuk itu, tanpa bergeming :

“Bukan kebetulan, saya memang punya hak untuk mengatur pekerjaan kalian. Tidak

puas? Kalau begitu kalian harus menahannya.” Jane dan Lucas tahu kalau bagian

Administrasi Umum akan mengutus seseorang yang penting kemari, tapi mereka berdua

sama sekali tidak menyangka kalau orang penting itu adalah wanita berusia dua puluhan

tahun yang ada didepan mereka saat ini. Mereka berdua termenung dan menatap Samara

dengan ketidak-percayaan untuk waktu yang lama. Melihat mereka berdua yang

termenung dan tidak bekerja, Samara menyipitkan matanya : “Kalian akan memandangku

terus seperti ini? Apakah diwajahku ada petunjuk untuk kasus ini?” Meskipun Samara

mengenakan topeng wajah yang membuat penampilannya turun drastis, namun tatapan

matanya yang tajam itu begitu mendebarkan, bahkan aura yang tenang dan tenteram

terpancar dari tubuhnya, membuat orang-orang secara tidak sadar tidak berani

mengajukan keberatan padanya. Seketika, Jane dan Lucas tidak berani mengalihkan fokus

mereka, dan segera membantu Samara untuk menandai bagian tubuh dari mayat-mayat

itu dan mengambil foto dan mengemasnya. Setelah menyelesaikan pekerjaan mereka,

Follow current on NovelEnglish.net

mereka memindahkan kantong mayat kedalam mobil dan kembali ke kantor polisi. Mobil

berhenti didepan pintu kantor polisi, dan Samara pun turun. Saat dia hendak memasuki

ruang autopsi bersama dengan kantong mayat itu, seorang pria asing menghadangnya.

“Nona Samara, Tuan kami sudah menunggu Anda cukup lama, apakah Anda bisa masuk

kedalam mobil Bentley itu untuk berbincang sebentar?” Samara melirik Bentley tidak jauh

dari sana, alisnya terlihat arogan : “Sebelum Anda meminta bantuan seseorang, bukankah

seharusnya Anda memperkenalkan diri dulu?” Wilson tercengang, sebagai bawahannya

Asta dia juga tidak jarang berurusan dengan orang-orang, namun dia belum pernah

menemui ada wanita yang tidak memberi muka padanya. “Nona Samara, Bos saya adalah

Asta Costan, Direktur dari Grup Costan dan dia ingin berbicara dengan Anda.” Asta?

Meskipun lima tahun belakangan Samara tidak tinggal di Kota Metro, namun dia pernah

mendengar nama Asta. Keluarga Costan adalah keluarga konglomerat terpandang di Kota

Metro bahkan di Negara Metropolis, bisnis mereka mencakup industri real-estate,

keuangan, cip atau sirkuit terpadu, olahraga, hiburan, dan masih banyak lainnya. Keluarga

Costan tampaknya sangat berhati-hati dan tidak berusaha menonjolkan diri, namun bisnis

keluarga mereka sudah seperti akar pohon yang merambat dan menjalar ke semua

lapisan masyarakat, dan semua aspek yang ada di Metropolis. Dia dan Asta belum pernah

bertemu sebelumnya, kenapa Asta tiba-tiba mencarinya? Karena dia tidak menemukan

jawabannya, Samara pun tidak capek-capek memikirkannya lagi : “Sampaikan pesanku

pada Tuanmu, saya sibuk mengurusi autopsi mayat, tidak ada waktu untuk bertemu

dengannya.” Setelah mendengar kalimat itu, Wilson kebingungan, bahkan Lucas dan Jane

juga tercengang. “Apa? Orang yang ingin bertemu denganmu itu Asta….” “Bu, kalau kamu

mengabaikan orang lain yang ingin bertemu denganmu, tidak masalah, tapi Asta

mencarimu dan kamu malah menolaknya?” Samara menoleh dan melirik kedua

asistennya lalu berkata : “Apakah tiga mayat itu sudah diautopsi? Walaupun kalian sangat

ingin bertemu dengan Asta, tapi pekerjaan kalian juga harus diselesaikan terlebih dulu,

segera periksa mayat-mayat itu!” Dibawah sinar mentari, wanita itu terlihat biasa-biasa

saja, namun tatapan matanya yang tajam itu membuat auranya terasa begitu kuat. Lucas

dan Jane tahu kalau autopsi kali ini merupakan tugas yang berat dan mendesak, mereka

juga tidak berani banyak bicara lagi dan mengikuti Samara dari belakang menuju ruang

autopsi. Wilson menatap punggung Samara yang tegas dan menyadari kalau dia gagal

menjalankan tugasnya, lalu kembali ke kursi pengemudi Bentley itu dengan cemas.

Melihat Wilson kembali, Asta mengalihkan pandangannya dari dokumen yang ada di

tangannya : “Wilson, mana wanita itu?” “Saya sudah memberitahukan kepada Samara

kalau Tuan ingin menemuinya dan berbicara dengannya, tapi dia menolak….dan dia

bahkan tidak mempertimbangkannya dan langsung menolak….” Tidak biasanya Wilson

Follow current on NovelEnglish.net

berbicara dengan nada tidak percaya diri, dan suaranya semakin merendah saat dia

melanjutkan perkataannya. Tidak mempertimbangkannya? Asta datang mencarinya

dengan ketulusan hati karena Olivia, tapi dia malah menolak untuk menemuinya. “Apa dia

mengatakan alasan penolakannya?” “Dia bilang dia sibuk memeriksa mayat.” Setelah

berkata, Wilson melirik Asta melalui kaca spion dengan hati-hati. Tatapan mata Asta

dingin, dia meletakkan tangannya pada dagunya dan menatap kearah gedung Unit

Kejahatan Berat : “Kalau dia tidak bisa menemuiku karena sibuk memeriksa mayat, maka

tunggu sampai dia selesai.” Selama bertahun-tahun, Asta selalu sibuk dengan

pekerjaannya setiap hari dan meninggalkan sepasang putra dan putrinya untuk dirawat

oleh Alfa, namun dia tidak pernah mengabaikan Oliver dan Olivia. Asalkan ada cara untuk

menyembuhkan afasia yang diderita Olivia, dia tidak akan menyerah. “Wilson, apa kamu

sudah mengirimkan informasi tentang Samara?” “Sudah, tapi hanya berisi tentang

informasi dasar saja.” Wilson juga merasa pusing : “Saya tidak tahu apakah ini

dikarenakan oleh pekerjaannya atau bukan, namun informasi masa lalunya sudah

disembunyikan.” “Apakah orang yang kita bayar tidak bisa meretas sistemnya?” “Tuan…”

Wilson memejamkan matanya dan memberitahukan dengan jujur : “Tidak bisa diretas.

Bukan saja tidak bisa diretas, malah sistem kita yang diretas balik oleh pihak lain dan

kehilangan miliaran kode.” Tatapan mata Asta memancarkan kilatan dan dia menyeringai.

“Menarik! Sepertinya saya semakin ingin bertemu dengan Samara ini…”