We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius

Bab 11
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Wajah Samara merona merah, dia bahkan merasa ingin mati saja. Dia menopang kursi

dengan tangannya dan hendak bangkit dari tubuh Asta, tetapi saat wajahnya terangkat,

kulit kepalanya terasa sakit dan dia kembali terbenam. “Apa yang kamu lakukan!” Nafas

Asta tiba-tiba menjadi lebih berat, bahkan suaranya sedikit serak. Mampus! Asta tahu

betul kalau Samara tidak sedang menggodanya, tapi jarak wajah Samara begitu dekat

dengan area sensitifnya dan dia bahkan bisa merasakan nafasnya. “Jangan bergerak.

Rambutku tersangkut…diresleting celanamu.” Samara jarang berbicara dengan suara

terbata-bata, dan warna merah pipinya terus menyebar hingga ke telinganya, sangat

merah seperti meneteskan darah, dia juga tidak tahu harus berbuat apa. Benar-benar sial

sekali! Ujung rambutnya tidak kusut, tapi bisa-bisanya tersangkut di resletingnya Asta.

Samara telah berusaha sebisanya untuk menjauh dari zona berbahaya itu, tapi dia harus

melepaskan ikatan rambutnya yang tersangkut, dan posisi itu hampir tak terelakkan. Pada

saat ini, Samara membenci dirinya sendiri karena memiliki rambut yang begitu panjang,

dan terasa sangat menyakitkan saat menariknya, tetapi kalau tidak menariknya, ini akan

menjadi siksaan sampai mati. Samara tidak berhenti memberitahu dirinya sendiri untuk

Follow current on NovelEnglish.net

tetap tenang, dia adalah seorang dokter, dan sudah sering melihat mayat laki-laki, dia

tidak hanya sering melihat bend aitu, dia bahkan pernah membedahnya dengan

tangannya sendiri… Tepat ketika Samara hendak menenangkan dirinya, ukuran alat vital

pria itu perlahan-lahan mengalami perubahan. Tatapan itu membuat Samara merasa

terpecah, sialan, yang dia lihat selama ini semuanya sudah mati, sekarang dia dihadapkan

dengan yang masih hidup dan ganas, bagaimana bisa sama? Samara akhirnya tidak tahan

untuk membuka suara : “Saya sedang melepaskan lilitannya, apakah kamu bisa

mengendalikan dirimu?” Mata tajam Asta terlihat gelap, dan berbisik padanya : “Mohon

maaf, tapi tanganmu sudah meraba-raba disini sejak tadi, bagaimana bisa kamu

memintaku untuk mengendalikan diri? Selesaikan saja urusanmu sendiri.” Samara

mengigit bibirnya dengan kuat, rasanya dia sudah hampir gila! “Baik, saya sudah tahu,

saya akan cepat, tapi jangan mendesak!” Samara bergumam, dan mulai memikirkan cara

untuk melepaskan diri, dia lalu mengarahkan tangannya dan menyentuh area resleting

yang berbahaya, dan perlahan-lahan menurunkan tangannya untuk menarik ujung rambut

yang terlilit, tapi itu juga artinya dia harus menyentuh bagian yang tidak seharusnya. “Apa

yang sebenarnya sedang kamu raba?” “Saya sudah tahu, jangan berteriak, sebentar lagi

selesai.” Ketika ritsleting dibuka sepenuhnya, rambut kusut Samara ditarik keluar, dan dia

duduk dengan panik. Dia secara tidak sengaja melirik benda milik Asta yang terbalut

celana, dan seketika terkejut dan langsung memalingkan pandangannya. Wajah Asta juga

muram, dan jari-jarinya yang ramping menarik ritsleting ke atas. Dia selalu berusaha

keras menahan dirinya, kecuali pelampiasan nafusnya yang tidak disengaja enam tahun

lalu, dia belum pernah mengalami ledakan hasrat yang begitu kuat seperti sekarang ini.

Untunglah wanita itu segera menyelesaikannya, kalau tidak, kendalinya pasti akan lepas

dibuat wanita ini. Dalam perjalanan, kedua orang itu tidak mengatakan sepatah katapun,

dan ada aura ambigu yang tidak jelas memenuhi suasana mobil. …… Saat mobil berhenti

di sebuah vila, Samara teringat karena kejadian tadi, dia lupa menolak ajakan Asta untuk

makan. “Sudah sampai.” Asta berkata dengan datar, namun aura yang terpancar dari

tubuhnya membuat orang tidak berani bertindak seenaknya. Samara tahu kalau Asta

adalah orang yang tidak mudah diganggu-gugat, ditambah lagi dia juga ingin menemui

gadis imut itu, lalu membuka pintu mobil dan turun. Ketika dia melihat kebun mawar yang

ada di halaman belakang vila mewah ini, dia tidak bisa menahan diri untuk bergumam

dalam hati, Keluarga Costan memanglah Keluarga Costan, ini jauh lebih mewah dari yang

Follow current on NovelEnglish.net

dia bayangkan. Wilson memarkirkan mobil Hummer di tempat parkir khusus. Samara

mengikuti Asta menuju kedalam vila, dan saat pintu vila terbuka, Pak Michael yang berdiri

didepan pintu untuk menyambut Asta dan melihat Samara langsung terkejut. Selain ibu

dari Oliver dan Olivia, ini adalah wanita kedua yang Asta bawa pulang ke kediaman

Keluarga Costan. Michael tidak memiliki maksud lain, hanya saja Samantha sangat cantik,

tapi wanita dihadapannya ini wajahnya penuh dengan bintik-bintik, kecuali sepasang

matanya yang jernih, semuanya terlihat sangat jelek! Michael terlihat ragu-ragu tetapi

wajahnya masih menghormati mereka berdua. Samara dan Asta berjalan berdampingan,

gaya interiornya sederhana dan elegan, dan dekorasi serta perabotannya sebagian besar

berwarna hitam, putih, dan abu-abu. Jendela besar dari lantai ke langit-langit di ruang

tamu dapat dengan jelas melihat mawar putih murni yang bermekaran di halaman.

Samara berdiri didepan jendela besar dan menyipitkan matanya kearah punggung Asta.

Dia tidak percaya hanya karena dia membantu seorang gadis imut di bandara, Asta akan

terus menerus merayunya dan menggodanya, hanya untuk mentraktirnya makan. Jangan-

jangan…. Asta sudah berhasil mengetahui identitas aslinya, dan ingin dirinya membantu

menyembuhkan seseorang? Apakah ibu dari gadis imut itu? Penyakit tersembunyi apa

yang diidap oleh kekasih Asta itu? “Asta, ayo kita buka kartu, dan katakan dengan

sejujurnya apa tujuanmu mencariku?”