We will always try to update and open chapters as soon as possible every day. Thank you very much, readers, for always following the website!

Empat bayi Kembar Kesayangan Ayah Misterius

Bab 10
  • Background
    Font family
    Font size
    Line hieght
    Full frame
    No line breaks
  • Next Chapter

Samara ditarik paksa kedalam mobil, dia terkejut dan bersiap untuk melawan tapi

pergerakan lawan jauh lebih cepat daripadanya. Lengannya di tahan oleh pria itu, dia

bahkan bisa merasakan nafas hangat pria itu didekat telinganya, bahkan bibir tipisnya

menyentuh daun telinganya dengan lembut. “Lepaskan saya, kamu ini pria bukan sih?

Beraninya menyerang secara mendadak seperti ini.” Semakin Samara mencoba

melepaskan diri, semakin erat pria itu memeluknya, dia bisa merasakan punggungnya

dan dada pria itu semakin sesak. Suara pria itu terdengar menarik, dan suara tawa nya

melewati telinganya. “Saya pria atau bukan? Kamu periksa saja sendiri, bagaimana?”

“Kalau begitu lepaskan saya.” Bola mata Samara berputar beberapa kali : “Kamu

menggenggamku dengan erat, bagaimana saya bisa memeriksanya?” Pria itu tidak

berkomitmen namun pada akhirnya dia melepaskan lengan Samara. Detik selanjutnya,

Samara membalikkan badan dan mengarahkan tinjunya kepada pria itu namun ditangkis

dengan mudah. Tangan besarnya meraih tinjunya dan menariknya ke arahnya, dan jarak

antara keduanya tiba-tiba menyempit lagi. “Kamu ini benar-benar kucing liar kecil dengan

cakar yang tajam ya.” Samara menatap pria di depannya, matanya penuh keterkejutan.

Follow current on NovelEnglish.net

Fitur wajahnya yang sempurna tanpa celah, sepasang mata tajamnya yang dingin dan

menatap dalam sedalam sumur berusia ribuan tahun, dan tidak terlihat dasarnya. Tahi

lalat di bawah kelopak mata kanan menambahkan sedikit aura genit ke seluruh wajahnya.

Sudut bibirnya terangkat, dan tatapan dinginnya tersirat kebenaran dan kejahatan, begitu

misterius. Samara sudah hidup selama dua puluh lima tahun dan sudah banyak menemui

pria yang berkulit mulus, tapi pria di hadapannya ini benar-benar sangat sempurna. Asta

melihat Samara yang tercengang, dan matanya berbinar. “Saya sangat ingin mengundang

Nona Samara untuk makan dan sudah ditolak berkali-kali oleh Anda, jadi saya tidak punya

cara lain selain menggunakan cara ini untuk menemuimu.” Asta melepaskan

cengkramannya pada tangan Samara, dan berkata : “Nama saya Asta.” Setelah

mendengar nama itu, Samara segera tersadar kembali. “Jadi, kamu adalah Asta?” Samara

menyandarkan punggungnya pada pintu mobil dan matanya menatap Asta dengan penuh

pertahanan : “Saya tidak kenal kamu, jangan beritahu saya kalau kamu menculikku

seperti ini hanya untuk mengajakku untuk makan?” Asta sudah bertemu dengan berbagai

jenis wanita, yang berkelas, yang manja, yang lembut, yang lemah, tapi mereka semua

sama-sama memiliki keinginan untuk mengikat hubungan dengannya, tapi wanita yang

ada dihadapannya ini malah menatapnya dengan penuh kewaspadaan. Wanita ini tidak

terlalu cantik, tapi pemikirannya sadar dan membuatnya merasa kalau dia sangat

menarik. Asta ingin melihat wanita ini lebih jelas, jadi dia mencondongkan tubuhnya dan

semakin mendekat padanya. Samara terus bergerak mundur dan menempelkan dirinya

pada pintu mobil sampai tidak ada jarak lagi untuknya, namun tangannya yang ada

dibalik tubuhnya diam-diam meraih sebuah jarum perak, dan saat dia mendekatkan diri

lagi, jarum itu langsung dititikkan pada keningnya. Tapi saat Samara hendak bertindak,

Asta tidak lagi mendekat, dia mengulurkan tangannya menuju punggungnya dan

mengeluarkan jarum perak yang disembunyikan Samara. “Kamu—-” Samara tidak

menyangka kalau kemampuan observasi Asta begitu mengejutkan, dan membuatnya

tercengang. “Nona Samara, kamu berpikir terlalu jauh.” Asta mengambil jarum perak

yang ada ditangan Samara dan melihat lebih dekat : “Saya adalah ayahnya Olivia, saya

mengajakmu untuk makan hanya untuk berterimakasih kepadamu karena sudah

membantu menjaga putriku saat di bandara.” Olivia? Saat mendengar namanya, Samara

samar-samar memiliki ingatan tentang gadis kecil yang mengidap afasia yang dia temui

dibandara. “Tidak perlu berterimakasih, Olivia sangat lucu, kalau berganti menjadi orang

Follow current on NovelEnglish.net

lain pun pasti akan melakukan hal yang sama.” Samara mengingat sosok imut dan lucu

itu, ekspresinya seketika melunak dan senyuman mulai terlihat merekah diwajahnya :

“Apakah si imut itu baik-baik saja belakangan ini? Dia sangat imut sampai membuat orang

yang melihatnya akan langsung menyayanginya….” Asta menilai wajah Samara, fitur

wajahnya memang terlihat biasa saja, tetapi sepasang matanya itu membuat dia merasa

tertarik. Samara yang dibayangkannya memang sesuai dengan yang ditemuinya, dia

begitu menyukai Olivia, dan perkataannya juga tidak dibuat-buat atau menyiratkan

keinginan lain, itu benar-benar ucapan yang tulus dari hatinya. Rasa sukanya itu bahkan

membuat Asta secara tidak sadar memiliki pemikiran. Samara sepertinya lebih menyukai

Olivia daripada Samantha, ibu kandungnya. Pada saat ini, mobil tiba-tiba berbelok kearah

kanan dengan tajam dan membuat Samara terhempas kearah Asta. Tapi… Yang lebih

parah adalah, wajah kecil Samara mendarat pada tubuh bagian bawahnya Asta. Wilson

yang mengemudi dibarisan depan menggunakan sistem komunikasi didalam mobil untuk

menyampaikan : “Maaf, Tuan, ada truk yang tiba-tiba berganti jalur didepan dan saya

tidak sempat mengerem mobilnya.” Setelah adegan itu, Hummer itu kembali melaju di

jalanan. Keheningan mengisi barisan belakang mobil, Samara dan Asta mempertahankan

postur yang sangat ambigu.